Indonesia merupakan negara yang kaya akan hewan dan juga tumbuhan. Banyaknya vegetasi tumbuhan di Indonesia sangat mempengaruhi kondisi tanah. Selain menjadikan tanah kaya akan unsur hara sehingga sangat bagus untuk ditanami, ternyata keberadaan vegetasi yang rapat memunculkan lahan gambut yang tidak stabil karena memiliki kandungan air yang tinggi. Hal ini akan menjadi masalah tersendiri untuk pendirian bangunan karena struktur bangunan untuk lahan gambut berbeda dengan bangunan pada lahan yang normal.
Penggunaan struktur bangunan untuk lahan gambut yang tidak tepat bisa menyebabkan gagal konstruksi. Bangunan bisa tidak kokoh berdiri dan rentan terjadi ambruk karena berdiri di atas tanah yang mudah bergerak. Karena itulah harus di lakukan upaya tertentu sehingga lahan gambut memungkinkan untuk di bebani bangunan. Diantaranya dengan memperbaiki struktur tanah dan pemilihan pondasi yang tepat.

Lahan Gambut
Sifat dari tanah gambut itu adalah lunak, sehingga jika dibebani konstruksi bangunan tidak cukup kuat. Dikhawatirkan akan terjadi kegagalan konstruksi dimana pondasi bangunan tersebut tidak cukup kuat menahan beban bangunan keseluruhan akibat daya dukung yang rendah. Karena itu lahan gambut tidak cocok jika dibuat bangunan permanen.
Kadar air yang sangat tinggi dan kompresibilitas yang tinggi menjadikan daya dukung tanahnya sangat rendah. Gambut terbentuk ketika bagian-bagian tumbuhan yang luruh terhambat pembusukannya. Sebagian besar tanah gambut tersusun dari serpih dan kepingan sisa tumbuhan, daun, ranting, bahkan kayu-kayu besar, yang belum sepenuhnya membusuk. Hal ini terjadi pada lahan berawa, karena kadar keasaman yang tinggi atau kondisi anaerob di perairan.
Stabilisasi Tanah
Sebelum lahan gambut didirikan bangunan maka dilakukan stabilisasi tanah dengan cara tanah gambut dicampur dengan bahan stabilisasi seperti pasir dan semen, lalu dipadatkan semaksimal mungkin. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah dengan pre-loading dimana material tanah yang bagus (pasir) dimasukkan ke dalam lapisan endapan gambut sehingga membentuk kolom-kolom pasir. Ini dilakukan jika kadar air pada tanah sudah terlalu tinggi.
Kolom pasir di buat dengan cara meletakkan lapisan pasir pada tanah tanah yang akan diperbaiki setebal 1 meter kemudian di padatkan menggunakan palu penumbuk yang berat, kolom-kolom pasir tersebut dibuat pada jarak sekitar 8 meter. Sebaiknya sebelum melakukan pembuatan kolom pasir dilakukan percepatan dekomposisi terlebih dahulu menggunakan serbuk atau cairan penumbuh dan penyubur mikroba (bioagent)
Pondasi Struktur Bangunan Untuk Lahan Gambut
1. Tiang Pancang Baja
Tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas biasa atau kotak. Jika menggunakan tiang pancang pipa atau kotak dengan isian beton, maka kualitas mutu beton tersebut minimum harus K250. Penggunaan pondasi ini harus memperhatikan beban yang akan ditahannya a karena itu perlu perhitungan yang matang.
2. Pondasi Tiang Pancang Beton
Karena pengerjaannya memerlukan alat-alat berat pondasi ini cukup mahal dalam pembuatannya sehingga bisa menyebabkan pebengkjakan biaya pembangunan. Pondasi ini digunakan untukmembangun bangunan bertingkat dan sangat jarang digunakan pada bangunan rumah tinggal pada umumnya. Tiang pancang beton ini harus diberi tulang yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan.
3. Pondasi Sumuran
Pada pengerjaan pondasi sumuran, digunakan buis beton bertulang. Pembuatan pondasi di permukaan yang kering dan setelah pondasi kering dan mengeras, dilanjutkan dengan penggalian lubang pondasi. Setelah pondasi masuk ke dalam tanah sampai ke lapisan tanah keras, maka lubang dari sumuran tersebut dicor dengan beton.
Pondasi sumuran terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan pada pekerjaan jembatanyakni dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm. Pondasi sumuran adalah pondasi yang khusus, dalam perakteknya terdapat beberapa kondisi yang dapat dijadikan alasan untuk penggunaannya.

4. Pondasi Tiang Pancang Kayu
Pondasi tiang pancang kayu sesuai untuk bangunan sederhana sampai dengan bangunan permanen. Agar kayu terlindung dari zat asam dari alam maka posisi dari tiang pancang harus selalu terendam air sepanjang tahun baik musim kemarau dan penghujan, sehingga dengan metode ini tidak perlu membutuhkan anti rayap. Kayu yang selalu terendam air sepanjang tahun maka akan terlindung dari kerusakan dan pembusukan. Untuk bagian pondasi yang tidak terendam air digunakan pondasi beton bertulang.
Tiang pancang dengan bahan kayu dapat digunakan sebagai tiang pancang pada suatu dermaga. Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. Kayu terbaik yang digunakan adalahg kayu belian dengan usia tua dan telah melalui proses pengawetan. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu dan beratnya struktur bangunan.
Penggunaan lahan gambut untuk bangunan memang memerlukan teknik tersendiri dalam pembangunannya. Artinya ketika membangun Anda tidak boleh sembarangan. Untuk kualitas bangunan terbaik pastikan Anda menggunakan layanan jasa kontraktor bangunan yang telah berpengalaman.